Rabu, 04 April 2012

proposal PTK aa


MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA PADA MATERI PROGRAM LINEAR  DENGAN METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY PADA SISWA KELAS XII SMA SEKAR KEMUNING KECAMATAN KARYMULYA KOTA CIREBON
TAHUN PELAJARAN 2011/2012
\
CAHERI
NIM :  1410150047
SEMESTER / JURUSAN : IV / MATEMATIKA
Logo IAIN CIREBON
PROPOSAL PENELITIAN
Diajukan untuk memenuhi Tugas Mandiri
Pada Jurusan Tadris Matematika Fakultas Tarbiyah
IAIN Syekh Nurjati Cirebon

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SYEKH NURJATI CIREBON FAKULTAS TARBYAH
2012

KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Yang Maha Kuasa bahwa atas rahmat dan karunia-Nya, penulis telah dapat menyelesaikan tugas akhir pembuatan skripsi yang berwujud Penelitian Tindakan Kelas. Adapun judul PTK yang penulis laporkan adalah “MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA PADA MATERI PROGRAM LINEAR  DENGAN METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY PADA SISWA KELAS XI SMA SEKAR KEMUNING KECAMATAN KARYMULYA KOTA CIREBON TAHUN PELAJARAN 2011/2012
Dalam menyelesaikan laporan ini penulis tidak akan berhasil tanpa bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada yang terhormat : 

1.Drs. H Toto Syatori Nasehuddien, M.Pd. sebagai pembimbing yang tanpa henti- hentinya memberikan dorongan, mencurahkan pikiran, serta meluangkan waktu untuk membimbing penulis hingga terselesaikannya laporan ini.

2. Seluruh pengajar IAIN Syekh Nurjati Kota Cirebon yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan selama kuliah serta membantu kelancaran dalam menyelesaikan proposal ini.

3. Drs. H. Peto Raspianto, selaku kepala sekolah SMA Sekar Kemuning beserta dewan guru yang telah memberikan kesempatan seluas- luasnya kepada penulis untuk menyelesaikan laporan ini.

4. Helmi Shodiqi, S. Pd guru Matematika SMA Sekar Kemuning kota Cirebon yang telah membantu penulis dalam melakukan penelitian tindakan kelas di SMA Sekar Kemuning kelas XII..

5. semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan penulisan laporan ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu- persatu.
Penulis hanya dapat berdoa semoga amal dan budi baik mereka mendapat imbalan yang berlimpah dari Allah Yang Maha Kaya.
Akhir kata penulis berharap semoga laporan ini bermanfaat bagi perkembangan pendidikan dan bagi para pembaca.



Cirebon, 20 maret 2011

penulis







DAFTAR ISI

Kata Pengantar............................................................................................... i
Daftar Isi......................................................................................................... ii
BAB I : PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang..................................................................................... 1
B.     Perumusan Masalah.............................................................................. 2
C.     Tindakan Yang Akan Dilakukan.......................................................... 3
D.    Hipoteis Tindakan................................................................................ 3
E.     Tujuan Dan Manfaat Penelitian............................................................ 4
F.     Ruang Ligkup Penelitian...................................................................... 5
BAB II: KERANGKA TEORI DAN BERFIKIR
A.    Kerangka Teori..................................................................................... 6
B.     Kerangka Berfikir................................................................................. 14
BAB III: METODOLOGI PENELITIAN
A.    Seting Dan Karakteristik Penelitian..................................................... 15
B.     Prosedur Penelitian.......................................... .................................... 18
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................... 20
LAMPIRAN – LAMPIRAN
·         Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
·         Lembar Observasi
·         Lembar Kerja Siswa
·         Uji Kompetensi



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah

Sistem pendidikan di Indonesia ternyata telah mengalami banyak perubahan. Perubahan-perubahan itu terjadi karena telah dilakukan berbagai usaha pembaharuan dalam pendidikan terutama dalam hal kurikulum yang dimana akan merambat pada pola pengajaran oleh guru-guru.
Sebagai pengatur sekaligus pelaku dalam proses belajar mengajar, gurulah yang mengarahkan bagaimana proses belajar mengajar itu dilaksanakan. Karena itu guru harus dapat membuat suatu pengajaran menjadi lebeh efektif juga menarik sehingga bahan pelajaran yang disampaikan akan membuat siswa merasa senang dan merasa perlu untuk mempelajari bahan pelajaran tersebut.
Untuk itu diperlukan suatu upaya dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan dan pengajaran salah satunya adalah dengan memilih strategi atau cara dalam menyampaikan materi pelajaran agar diperoleh peningkatan prestasi belajar siswa khususnya pelajaran Matematika. Misalnya dengan membimbing siswa untuk bersama-sama terlibat aktif dalam proses pembelajaran dan mampu membantu siswa berkembang sesuai dengan taraf intelektualnya akan lebih menguatkan pemahaman siswa terhadap konsepkonsep yang diajarkan. Pemahaman ini memerlukan minat dan motivasi. Tanpa adanya minat menandakan bahwa siswa tidak mempunyai motivasi untuk belajar. Untuk itu, guru harus memberikan suntikan dalam bentuk motivasi sehingga dengan bantuan itu anak didik dapat keluar dari kesulitan belajar. Sehingga nilai rata-rata mata pelajaran Matematika yang diharapkan oleh guru adalah 90,00.
Berdasarkan pengalaman penulis di lapangan, kegagalan dalam belajar rata-rata dihadapi oleh sejumlah siswa yang tidak memiliki dorongan belajar. Sehingga nilai rata-rata mata pelajaran Matematika sangat rendah yaitu mencapai 50,00. Hal ini disebabkan karena guru dalam proses belajar mengajar hanya menggunakan metode ceramah, tanpa menggunakan alat peraga, dan materi pelajaran tidak disampaikan secara kronologis. Untuk itu dibutuhkan suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru dengan upaya membangkitkan motivasi belajar siswa, misalnya dengan membimbing siswa untuk terlibat langsung dalam kegiatan yang melibatkan siswa serta guru yang berperan sebagai pembimbing untuk menemukan konsep Matematika.
Motivasi tidak hanya menjadikan siswa terlibat dalam kegiatan akademik, motivasi juga \penting dalam menentukan seberapa jauh siswa akan belajar dari suatu kegiatan pembelajaran atau seberapa jauh menyerap informasi yang disajikan kepada mereka. Siswa yang termotivasi untuk belajar sesuatu akan menggunakan proses kognitif yang lebih tinggi dalam mempelajari materi itu, sehingga siswa itu akan meyerap dan mengendapkan materi itu dengan lebih baik. Tugas penting guru adalah merencanakan bagaimana guru mendukung motivasi siswa. Untuk itu sebagai seorang guru disamping menguasai materi, juga diharapkan dapat menetapkan dan melaksanakan penyajian materi yang sesuai kemampuan dan kesiapan anak, sehingga menghasilkan penguasaan materi yang optimal bagi siswa.
Berdasarkan uraian tersebut di atas penulis mencoba menerapkan salah satu metode pembelajaran, yaitu metode pembelajaran penemuan (discovery) untuk mengungkapkan apakah dengan model penemuan (discovery) dapat meningkatkan motivasi belajar dan prestasi belajarMatematika. Penulis memilih metode pembelajaran ini mengkondisikan siswa untuk terbiasa menemukan, mencari, mendikusikan sesuatu yang berkaitan dengan pengajaran. Dalam metode pembelajaran penemuan (discovery) siswa lebih aktif dalam memecahkan masalah untuk menemukan suatu hasil, sedang guru berperan sebagai pembimbing atau memberikan petunjuk cara memecahkan masalah itu.
Dari latar belakang tersebut di atas maka penulis dalam penelitian ini mengambil judul " Meningkatkan Motivasi Dan Prestasi Belajar Matematika pada materi program linear dengan Metode Pembelajaran Discovery Pada Siswa Kelas XII SMA Sekar Kemuning Kecamatan Karyamulya Kota Cirebon tahun ajaran 2011/2012.

B.      Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan suatu masalah sebagai berikut:
1.    Bagaimanakah pengaruh metode pembelajaran discovery terhadap motivasi belajar siswa mata pelajaran Matematika pada materi program linear dengan metode pembelajaran discovery pada siswa kelas XII SMA Sekar Kemuning Kecamatan Karyamulya Kota Cirebon Tahun Ajaran 2011/2012 ?
2.    Bagaimanakah peningkatan prestasi belajar siswa dengan diterapkannya pembelajaran discovery mata pelajaran Matematika pada materi program linear dengan metode pembelajaran discovery pada siswa kelas XII SMA Sekar Kemuning Kecamatan Karyamulya Kota Cirebon Tahun Ajaran 2011/2012 ?
C.    Pelaksanaan Tindakan
·       Melaksanakan kegiatan sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah dibuat. Dalam pelaksanaan penelitian guru menjadi fasilitator selama pembelajaran, siswa dibimbing untuk belajar Matematika secara dengan metode Discovery Adapun langkah – langkah yang dilakukan adalah sesuaikan dengan scenario pembelajaran.
·       Kegiatan penutup
D.      HipotesisTindakan

Hipotesis tindakan dalam penelitian tindakan adalah sebagai berikut:
1.    Penerapan pembelajaran discovery dapat meningkatkan motivasi belajar mata pelajaran Matematika pada materi program linear dengan metode pembelajaran discovery pada siswa kelas XII SMA Sekar Kemuning kecamatan karyamulya kota cirebon tahun ajaran 2011/2012.
2.    Penerapan pembelajaran discovery dapat meningkatkan prestasi belajar siswa mata pelajaran Matematika pada materi program linear dengan metode pembelajaran discovery pada siswa kelas XII SMA Sekar Kemuning kecamatan karyamulya kota cirebon tahun ajaran 2011/2012.

E.    Tujuan Penelitian

Sesuai dengan permasalahan di atas, penelitian ini bertujuan untuk:
1.    Ingin mengetahui pengaruh motivasi belajar siswa setelah diterapkan pembelajaran discovery mata pelajaran Matematika pada materi program linear dengan metode pembelajaran discovery pada siswa kelas XII SMA Sekar Kemuning kecamatan karyamulya kota cirebon tahun ajaran 2011/2012.
2.    Ingin mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa setelah  diterapkannya pembelajaran discovery mata pelajaran Matematika pada materi program linear dengan metode pembelajaran discovery pada siswa kelas XI SMA Sekar Kemuning kecamatan karyamulya kota cirebon tahun ajaran 2011/2012.

F.    Manfaat Penelitian

Penulis mergharapkan dengan hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi :
1.    Guru
Memberikan informasi tentang metode pembelajaran yang sesuai dengan mata pelajaran Matematika pada materi program linear.
2.    Siswa
Meningkatkan motivasi dan prestasi pada mata pelajaran Matematika pada materi program linear
3.    Sekolah
Memberikan masukan bagi sekolah sebagai pedoman untuk mengambil kebijakan di sekolah tersebut.




G.    Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup dalam penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut:
1.    Permasalahan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah masalah peningkatan motivasi dan prestasi belajar siswa.
2.    Penelitian tindakan kelas ini dikenakan pada siswa kelas XII
3.    Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SMA Sekar Kemuning Kecamatan Karyamulya Kota Cirebon
4.    Dalam penelitian ini dilaksanakan pada semester I tahun pelajaran 2011/2012.
5.    Penelitian tindakan kelas ini dibatasi pada kompetensi dasar menyimpulkan hasil penyelidikan tentang perubahan sifat benda, baik sementara maupun tetap.











BAB II
KERANGKA TEORI DAN KERANGKA BERFIKIR
A.      KERANGKA TEORI

a. Program Linear
Pemrograman Linier disingkat PL merupakan metode  matematik dalam mengalokasikan sumber daya yang terbatas untuk mencapai suatu tujuan seperti memaksimumkan keuntungan dan meminimumkan biaya. PL banyak diterapkan dalam masalah ekonomi, industri, militer, social dan lain-lain. PL berkaitan dengan penjelasan suatu kasus dalam dunia nyata sebagai suatu model matematik yang terdiri dari sebuah fungsi tujuan linier dengan beberapa kendala linier.
Tahap berikutnya yang harus dilakukan setelah memahami permasalahan optimasi adalah membuat model yang sesuai untuk analisis. Pendekatan konvensional riset operasional untuk pemodelan adalah membangun model matematik yang menggambarkan inti permasalahan. Kasus dari bentuk cerita diterjemahkan ke model matematik. Model matematik merupakan representasi kuantitatif tujuan dan sumber daya yang membatasi sebagai fungsi variabel keputusan. Model  matematika permasalahan optimal terdiri dari dua bagian. Bagian pertama memodelkan tujuan optimasi. Model matematik tujuan selalu menggunakan bentuk persamaan. Bentuk persamaan digunakan karena kita ingin mendapatkan solusi optimum pada satu titik. Fungsi tujuan yang akan dioptimalkan hanya satu. Bukan berarti bahwa permasalahan optimasi hanya dihadapkan pada satu tujuan. Tujuan dari suatu usaha bisa lebih dari satu. Tetapi pada bagian ini kita hanya akan tertarik dengan permasalahan optimal dengan satu tujuan[1].

b.    Metode Pembelajaran Penemuan (Discovery)

Teknik penemuan adalah terjemahan dari discovery. Menurut Sund discovery adalah proses mental dimana siswa mampu mengasimilasikan sesuatu konsep atau prinsip. Yang dimaksudkan dengan proses mental tersebut antara lain ialah: mengamati, mencerna, mengerti, menggolong-golongkan, manbuat dugaan, menjelaskan, mengukur membuat kesimpulan dan sebaginya. Suatu konsep misalnya: segi tiga, pans, demokrasi dan sebagainya, sedang yang dimaksud dengan prisnsip antara lain ialah: logam apabila dipanaskan akan mengembang. Dalam teknik ini siswa dibiarkan menemukan sendiri   atau mengalami proses mental itu sendiri, guru hanya membimbing dan memberikan instruksi.
Penggunaan teknik discovery ini guru berusaha meningkatkan aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar. Maka teknik ini memiliki keuntungan sebagai berikut:
  • Teknik ini mampu membantu siswa untuk mengembangkan, memperbanyak kesiapan, serta penguasaan keterampilan dalam proses kognitif/pengenalan siswa.
  • Siswa memperoleh pengetahuan yang bersifat sangat pribadi individual sehingga dapat kokoh/mendalam tertinggal dalam jiwa siswa tersebut. Dapat membangkitkan kegairahan belajar mengajar para siswa.
  • Teknik ini mampu memberikan kesempatan kepada siswa untuk berkembang dan maju sesuai dengankernampuannya masing-masing.
  • Mampu mengarahkan cara siswa belajar, sehingga lebih memiliki motivasi yang kuat untuk belajar lebih giat. 
  • Membantu siswa untuk memperkuat dan menambah kepercayaan pada diri sendiri dengan proses penemuan sendiri.
Strategi itu berpusat pada siswa tidak pada guru. Guru hanya sebagai teman belajar saja, membantu bila diperlukan. Walalupun demikian baiknya teknik ini toh masih ada pula kelemahan yang perlu diperhatikan ialah:
  • Pada siswa harus ada kesiapan dan kematangan mental untuk cara belajar ini. Siswa harus berani dan berkeinginan untuk mengetahui keadaan sekitarnya dengan baik.
  • Bila kelas terlalu besar penggunaan teknik ini akan kurang berhasil.
  • Bagi guru dan siswa yang sudah biasa dengan perencaan dan pengajaran tradisional mungkin akan sangat kecewa bila diganti dengan teknik penemuan.
  • Dengan teknik ini ada yang berpendapat bahwa proses mental ini ada yang berpendapat bahwa proses mental ini terlalu mementingkan proses pengertian saja, kurang memperhatikan perkembangan/pembentukan sikap dan keterampilan bagi siswa.
  • Teknik ini mungkin tidak memberikan kesempatan untuk berpikir secara kreatif.
Langkah-langkah pembelajaran discovery adalah sebagai berikut[2]:
  1. identifikasi kebutuhan siswa;
  2. seleksi pendahuluan terhadap prinsip-prinsip, pengertian konsep dan generalisasi pengetahuan;
  3. seleksi bahan, problema/ tugas-tugas;
  4. membantu dan memperjelas tugas/ problema yang dihadapi siswa serta peranan masing-masing siswa;
  5. mempersiapkan kelas dan alat-alat yang diperlukan;
  6. mengecek pemahaman siswa terhadap masalah yang akan dipecahkan;
  7. memberi kesempatan pada siswa untuk melakukan penemuan;
  8. membantu siswa dengan informasi/ data jika diperlukan oleh siswa;
  9. memimpin analisis sendiri (self analysis) dengan pertanyaan yang mengarahkan dan mengidentifikasi masalah;
  10. merangsang terjadinya interaksi antara siswa dengan siswa;
  11. membantu siswa merumuskan prinsip dan generalisasi hasil penemuannya.
c.     Motivasi Belajar

1)      Pengertian Motivasi
Banyak sekali, bahkan sudah umum orang menyebut dengan “motif” untuk menunjukan mengapa seseorang itu berbuat sesuatu[3]. Motif dan motivasi berkaitan erat dengan penghayatan suatu kebutuhan. Kata “motif”, diartikan sebagai daya upaya mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu.
Berawal dari pendekatan kata “motif” tersebut dapat ditarik persamaan bahwa keduanya menyatakan suatu kehendak yang melatarbelakangi perbuatan. Banyak para ahli yang memberikan batasan tentang pengertian motivasi antara lain adalah sebagai berikut:
a. Mc. Donald yang dikutip oleh Sardiman mengemukakan, motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya “feeling” dan didahulu dengan tanggapan terhadap adanya tujuan[4].
b. Tabrani Rusyan[5] berpendapat, bahwa motivasi merupakan kekuatan yang mendorong seseorang melakukan sesuatu untuk mencapai tujuan.
c. Heinz Kock[6] memberikan pengertian, motivasi adalah mengembangkan keinginan untuk melakukan sesuatu.
d. Dr. Wayan Ardhan[7] menjelaskan, bahwa motivasi dapat dipadang sebagai suatu istilah umum yang menunjukkan kepada pengaturan tingkah laku individu dimana kebutuhan-kebutuhan atau dorongan-dorongan dari dalam dan insentif dari lingkungan mendorong individu untuk memuaskan kebutuhan-kebutuhannya atau untuk berusaha menuju tercapainya tujuan yang diharapkan.
e. Gleitman dan Reiber yang dikutip oleh Muhibbin Syah[8] berpendapat, bahwa motivasi berarti pemasok daya (energizer) untuk bertingkah laku secara terarah.
Dari berbagai definisi yang dikemukakan oleh para ahli tersebut diatas, dapat dikatakan bahwa motivasi adalah sesuatu yang kompleks, karena motivasi dapat menyebabkan terjadinya perubahan energi dalam diri individu untuk melakukan sesuatu yang didorong karena adanya tujuan, kebutuhan atau keinginan.
Dalam pembahasan skripsi yang penulis maksudkan adalah motivasi dalam belajar. Oleh karena itu sebelum menguraikan apa itu motivasi belajar terlebih dahulu diuraikan tentang belajar.
Belajar adalah suatu bentuk perubahan tingkah laku yang terjadi pada seseorang. Untuk lebih jelas penulis akan kemukakan pendapat para ahli:
a. Sumadi Soerya Brata[9] mengemukakan bahwa yang dimaksud dengan belajar adalah membawa perubahan yang mana perubahan itu mendapatkan kecakapan baru yang dikarenakan dengan usaha atau disengaja.
b. L. Crow dan A. Crow[10] berpendapat bahwa pelajaran adalah perubahan dalam respon tingkah laku (seperti inovasi, eliminasi atau modifikasi respon, yang mengandung setara dengan ketetapan) yang sebagian atau seluruhnya disebabkan oleh pengalaman. “pengalaman” yang serupa itu terutama yang sadar, namun kadang-kadang mengandung komponen penting yang tidak sadar, seperti biasa yang terdapat dalam belajar gerak ataupun dalam reaksinya terhadap perangsang-perangsang yang tidak teratur, termasuk perubahan-perubahan tingkah laku suasana emosional, namun yang lebih lazim ialah perubahan yang berhubungan dengan bertambahnya pengetahuan simbolik atau ketrampilan gerak, tidak termasuk perubahan-perubahan fisiologis seperti keletihan atau halangan atau tidak fungsinya indera untuk sementara setelah berlangsungnya pasangan-pasangan yang terus menerus.
Setelah penulis menguraikan defenisikan motivasi dalam belajar, maka dapat diambil pengertian bahwa yang dimaksud dengan motivasi belajar adalah suatu daya upaya penggerak atau membangkitkan serta mengarahkan semangat individu untuk melakukan perbuatan belajar.
Untuk dapat mendalami dan mempunyai suatu gambaran yang mendalam serta jelas mengenai motivasi belajar, maka hal ini penulis kemukakan menurut para cerdik pandai mengenai motivasi belajar, yaitu:
Menurut H. Mulyadi[11] menyatakan bahwa motivasi belajar adalah membangkitkan dan memberikan arah dorongan yang menyebabkan individu melakukan perbuatan belajar.
Dan menurut Tadjab [12], motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan kegiatan belajar itu demi mencapai suatu tujuan.
Sedangkan menurut Sadirman[13] , motivasi belajar adalah merupakan faktor psikis yang bersifat non intelektual, peranan yang luas adalah dalam hal menimbulkan gairah, merasa senang dan semangat untuk belajar, siswa yang memeliki motivasi kuat, akan mempunyai banyak energi unuk melakukan kegiatan belajar.
Dari pendapat ahli diatas penulis penulis mempuyai pemahaman bahwa yang dimaksud dengan motivasi belajar adalah motivasi yang mampu memberikan dorongan kepada siswa untuk belajar dan melangsungkan pelajaran dengan memberikan arah atau tujuan yang telah ditentukan.

d.    Prestasi Belajar Matematika
Prestasi belajar adalah sebuah kalimat yang terdiri dari dua kata yaitu prestasi dan belajar. Antara kata prestasi dan belajar mempunyai arti yang berbeda. Oleh karena itu, sebelum pengertian prestasi belajar, ada baiknya pembahasan ini diarahkan pada masing-masing permasalahan terlebih dahulu untuk mendapatkan pemahaman lebih jauh mengenai makna kata prestasi dan belajar. Hal ini juga untuk memudahkan dalam memahami lebih mendalam tentang pengertian prestasi belajar itu sendiri. Di bawah ini akan dikemukakan beberapa pengertian prestasi dan belajar menurut para ahli.

Prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan baik secara individu maupun secara kelompok[14]. Sedangkan menurut Mas’ud Hasan Abdul Dahar dalam Djamarah [15],  bahwa prestasi adalah apa yang telah dapat diciptakan, hasil pekerjaan, hasil yang menyenangkan hati yang diperoleh dengan jalan keuletan kerja.
Dari pengertian yang dikemukakan tersebut di atas, jelas terlihat perbedaan pada kata-kata tertentu sebagai penekanan, namun intinya sama yaitu hasil yang dicapai dari suatu kegiatan. Untuk itu, dapat dipahami bahwa prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan, yang menyenangkan hati, yang diperoleh dengan jalan keuletan kerja, baik secara individual maupun secara kelompok dalam bidang kegiatan tertentu.
Menurut Slameto[16], bahwa belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Secara sederhana dari pengertian belajar sebagaimana yang dikemukakan oleh pendapat di atas, dapat diambil suatu pemahaman tentang hakekat dari aktivitas belajar adalah suatu perubahan yang terjadi dalam diri individu.
Setelah menelusuri uraian di atas, maka dapat dipahami bahwa prestasi belajar adalah hasil atau taraf kemampuan yang telah dicapai siswa setelah mengikuti proses belajar mengajar dalam waktu tertentu baik berupa perubahan tingkah laku, keterampilan dan pengetahuan dan kemudian akan diukur dan dinilai yang kemudian diwujudkan dalam angka atau pernyataan.
Berdasarkan uraian diatas dapat dikatakan bahwa prestasi belajar yang dicapai oleh siswa dengan melibatkan seluruh potensi yang dimilikinya setelah siswa itu melakukan kegiatan belajar. Pencapaian hasil belajar tersebut dapat diketahui dengan mengadakan penilaian tes hasil belajar. Penilaian diadakan untuk rnengetahui sejauh mana siswa telah berhasil mengikuti pelajaran yang diberikan oleh guru. Di samping itu guru dapat mengetahui sejauh mana keberhasilan guru dalam proses belajar mengajar di sekolah.
Sejalan dengan prestasi belajar, maka dapat diartikan bahwa prestasi belajar Matematika adalah nilai yang dipreoleh siswa setelah melibatkan secara langsung/aktif seluruh potensi yang dimilikinya baik aspek kognitif (pengetahuan), afektif (sikap) dan psikomotor (keterampilan) dalam proses belajar mengajar Matematika khususnya pada materi Program Linear.




B.  KERANGKA BERFIKIR

Motivasi adalah suatu kondisi yang mendorong seseorang untuk berbuat sesuatu dalam mencapai tujuan tertetntu. Siswa yang termotivasi untuk belajar sesuatu akan menggunakan proses kognitif yang lebih tinggi dalam mempelajari materi itu, sehingga siswa itu akan menyerap dan mengendapkan materi itu dengan lebih baik. Sedangkan prestasi belajar adalah hasil yang dicapai oleh siswa dengan melibatkan seluruh pctensi yang dimilikinya setelah siswa itu melakukan kegiatan belajar.
Sedangkan metode pembelajaran penemuan (discovery) adalah suatu metode pembelajaran yarg memberikan kesempatan dan menuntut siswa terlibat secara aktif di dalam mencapai tujuan pembelajaran dengan menberikan informasi singkat. Pengetahuan yang diperoleh dengan belajar penemuan (discovery) akan bertahan lama, mempunyai efek transfer yang lebih baik dan meningkatkan siswa dan kemampuan berfikir secara bebas. Secara umum belajar penemuan (discovery) ini melatih keterampilan kognitif untuk menemukan dan memecahkan masalah tanpa pertolongan orang lain. Selain itu, belajar penemuan membangkitkan keingintahuan siswa, memberi motivasi untuk bekerja sampai menemukan jawaban.
Dari uraian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa dengan adanya motivasi dalam pembelajaran model penemuan (discovery) tersebut maka hasil-hasil belajar akan menjadi optimal. Makin tepat motivasi yang diberikan, akan makin berhasil pula pelajaran itu. Dengan motivasi yang tinggi maka intensitas usaha belajar siswa akan tinggi pula. Jadi motivasi akan senantiasa menentukan intesitas usaha belajar siswa. Hasil ini akan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.





BAB III
METODE PENELITIAN

A. Seting Dan Karakteristk Penelitian

a.    Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas(PTK) yang bersifat reflektif, partisipatif, kolaboratif, dan spiral, bertujuan untuk melakukan perbaikan –perbaikan terhadap sistim, cara kerja, proses, isi, dan kompetensi atau situasi pembelajaran.  PTK yaitu suatu kegaitan menguji cobakan suatu id eke dalam  praktik atau situasi nyata dalam harapan kegiatan tersebut mampu memperbaiki dan meningkatkan kualitas proses belajar mengajar.

b.    Kehadiran Penelitian

Pada penelitian ini, peneliti sebagai guru dan merencanakan kegiatan berikut :
  1. Menyusun angket untuk pembelajaran dan menyusun rencana program pembelajaran
  2. Mengumpulkan data dengan cara mengamati kegiatan pembelajaran dan wawancara untuk mengetahui proses pembelajaran yangdilakukan oleh guru kelas
  3. Melaksanakan rencana program pembelajaran yang telah dibuat 
  4. Melaporkan hasil penelitian
c.    Lokasi Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SMA SEKAR KEMUNING kecamatan Karyamulya kota Cirebon



d.    Data dan sumber
  1. Data dalam penelitian ini adalah kemampuan berfikir siswa yang diperoleh dengan mengamati munculnya pertanyaan dan jawaban yang muncul selama diskusi berlangsung dan diklasifikasikan menjadi C1 – C 6. Data untuk hasil penelian diperoleh berdasarkan nilai ulangan harian (test).
  2. Sumber data penelitian adalah siswa kelas IV SMA Sekar Kemuning Sebagai obyek penelitian
e.    Prosedur Pengumpulan Data

Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik sebagai berikut :
1.        Wawancara

Wawancara awal dilakukan pada guru dan siswa untuk menentukan tindakan. Wawancara dilakukan untuk mengetahui kondisi awal siswa
2.        Angket
Angket merupakan data penunjang yang digunakan untuk mengumpulkan informasi terkait dengan respon  atau tanggapan siswa terhadap penerapan pembelajaran kooperatif
3.        Observasi
Observasi dilaksanakan untuk memperoleh data kemampuan berpikir siswa yang terdiri dari beberapa deskriptor yang ada selama pembelajaran berlangsung. Observasi ini dilakukan dengan menggunakan lembar observasi yang telah disusun. Obsevasi dilakukan oleh 3 orang observer.
4.        Test
Test dilaksanakan setiap akhir siklus, hal ini dimaksudkan untuk mengukur hasil yang diperoleh siswa setelah pemberian tindakan. Test tersebut berbentuk multiple choise agar banyak materi tercakup
5.        Catatan lapangan
Catatan lapangan digunakan sebagai pelengkap data penelitian sehingga diharapkan semua  data yang tidak termasuk dalam observasi dapat dikumpulkan pada penelitian ini
f.    Analisis data
1.    Kemampuan Berfikir
Kualitas pertanyaan dan jawaban siswa dianalisis dengan rubric. Kemudian untuk mengetahui peningkatan skor kemampuan berfikir, pertanyaan dan janwaban yang telah dinilai dengan rubric pada siklus I dibandingkan dengan pertanyaan dan jawaban yang telah dinilai dengan rubric pada siklus II.
Rumus untuk mencari skor klasikal kemampuan bertanya siswa

Skor riil    X    4
Skor maks
Keterangan:

Skor riil   : skor total yang diperoleh siswa

Skor maksimal : Skor  total yang seharusnya diperoleh siswa

4 : Skor maksimal dari tiap jawaban( pedoman penskoran lihat
lampiran )

2. Hasil Belajar
Hasil belajar pada aspek kognetif dari hasil test dianalisis dengan teknik analisis evaluasi untuk mengetahui ketuntasan belajar siswa.
Caranya adalah dengan menganalisis hasil test formatif dengan menggunakan criteria ketuntasan belajar. Secam Aswirara individu, siswa dianggap telah belajar tuntas apabila daya serapnya mencapai 65 %, Secara kelompok dainggap tuntas jika telah belajar apabila mencapai 85 % dari jumlah siswa yang mencapai daya serap minimal 65 %.

B.       Prosedur Penelitian
Berdasarkan observasi awal yang dilakukan proses pembelajaran yang dilakukan adalah model pembelajaran kooperatif. Penelitian ini akan dilaksanakan  dalam 2 siklus . Setiap siklus tediri dari perencanaan, tindakan, penerapan tindakan, observasi, refleksi.

Siklus I
1,    Perencanaan
Sebelum melaksanakan tindakan maka perlu tindakan persiapan. Kegiatan pada tahap ini adalah :
  • Penyusunan RPP dengan model pembelajaran yang direncanakan dalam PTK.
  • Penyusunan lembar masalah/lembar kerja siswa sesuai dengan indikator pembelajaran yang ingin dicapai
  • Membuat  soal test yang akan diadakan untuk mengetahui hasil pemebelajaran siswa.
  • Membentuk kelompok yang bersifat heterogen baik dari segi kemampuan akademis, jenis kelamin,maupun etnis.
  • Memberikan penjelasan pada siswa mengenai teknik pelaksanaan model pembelajaran yang akan dilaksanakan
Di akhir pelaksanaan pembelajaran pada tiap siklus, guru memberikan test secara tertulis untuk mengevalausi hasil belajar siswa selama proses pembelajaran berlangsung.

2 , observasi
Pengamatan dilakukan selama proses proses pembelajaran berlangsung dan hendaknya pengamat melakukan kolaborasi dalam pelaksanaannya.



3, Refleksi
Pada tahap ini dilakukan analisis data yang telah diperoleh. Hasil analisis data yang telah ada dipergunakan untuk melakukan evaluasi terhadap proses dan hasil yang ingin dicapai.

Refleksi daimaksudkan sebagai upaya untuk mengkaji apa yang telah atau belum terjadi, apa yang dihasilkan,kenapa hal itu terjadi dan apa yang perlu dilakukan selanjutnya. Hasil refleksi digunakan untuk menetapkan langkah selanjutnya dalam upaya unttuk menghasilkan perbaikan pada siklus II

Silus II
Kegiatan pada siklus dua pada dasarnya sama dengan pada siklus I  hanya saja perencanaan kegiatan mendasarkan pada hasil refleksi pada siklus I sehingga lebih mengarah pada perbaikan pada pelaksanaan siklus I.












DAFTAR PUSTAKA

Siringoringo, Hotniar. Seri Teknik Riset Operasional. Pemrograman Linear. Yogyakarta: Penerbit Graha Ilmu,2005.
Suherman, dkk. Common TexBook Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung: Jurusan Pendidikan Matematika UPI Bandung, 2001.
Tadjab, MA. Ilmu Pendidikan. Surabaya : Abditama, 1994.
Sardiman A., Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : CV. Rajawali Pers,1990.
Tabrani Rusyan, dkk Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung : CV. Remaja Rosdakarya,1989.
Heinz Kcok, Saya Guru Yang Baik, Yogyakarta : kanisius, 1991.
Wayan Ardhana, Pokok-pokok Jiwa Umum.Surabaya : Usaha Nasional, 1985.
Muhibbin Syah. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung.: PT. Remaja Rosdakarya. 2002.
Suryadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, Jakarta : Rajawali Press,1984.
Mulyadi, Psikologi Pendidikan, Biro Ilmiah, Malang :  FT. IAIN Sunan Ampel, 1991.
Djamarah, Syaiful Bahri. Prestasi Belajar dan kompetensi Guru. Surabaya: Usaha Nasional. 1994.
Winata, Psikologi Pendidikan, Jakarta : Rajawali Press,1994.
Slameto. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta, 2003

LAMPIRAN – LAMPIRAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Mata Pelajaran            : Matematika
Kelas / Semester          : XII / 1
Pertemuan Ke             : 71 - 73
Alokasi                        : 6 x 45 Menit
Standar Kompetensi   : Menyelesaikan masalah program linier         
Kompetensi Dasar       : Membuat grafik himpunan penyelesaian sistem pertidaksamaan linier
A.           Indikator
1.         Soal ceritera ( kalimat verbal ) diterjemahkan kedalam kalimat matematika
1.         Kalimat matematika ditentukan daerah penyelesaiannya
B.            Tujuan Pembelajaran
1.         Siswa dapat mengubah soal cerita ( kalimat verbal ) menjadi kalimat matematika
2.         Siswa dapat menentukan daerah penyelesaian dari kalimat matematika
C.           Materi Pelajaran
1.         Model Matematika
D.           Metode Pengajaran
1.         Ceramah
2.         Diskusi
3.         Penugasan
4.         Penemuan
E.            Langkah Pembelajaran
2.         Kegiatan awal        :  Membahas PR dan memberikan pengantar tentang  model matematika
3.         Kegiatan Inti          :  Menerangkan cara mengubah kalimat verbal menjadi kalimat matematika
4.         Kagitan Akhir        :  Membimbing siswa dalam mengerjakan latihan dan memberikan PR
F.            Sumber Belajar
1.         Modul tentang Program Linier
2.         Buku Matematika SMK dan Referensi lain yang relevan
G.           Penilaian 
1.  Kuis
2.  Tes lisan
3.  Tes tulis
4.  Pengamatan dan penugasan
 
Kepala Sekolah SMA Sekar Kemuning
               Guru Bidang Studi Matematika                



       Drs. Peto Raspianto 
   NIP/NRK: 131765462 / 132471



                     Helmy Shodiqy, S.Pd
Mengetahui,                                                                Cirebon, 15 Juli 2011                                                                                     


LEMBAR KERJA SISWA
(LKS )
Nama Sekolah                      : SMA Sekar Kemuning               
Mata Pelajaran                     : Matematika
Kelas / Program                    : XII / IPA
Semester                               : Ganjil
Waktu                                  : 25 Menit
Standar Kompetensi
1.       Menyelesaikan masalah program linear
Kompetensi Dasar
 2.2. Merancang model matematika dari masalah program linear
Indikator
1.      Mengenal masalah yang merupakan Program Linear
2.      Menentukan fungsi tujuan beserta kendala yang harus dipenuhi dalam masalah program linear
3.      Menggambarkan kendala sebagai daerah di bidang yang memenuhi sistem pertidaksamaan
4.      Merumuskan model matematika dari suatu masalah aplikatif program linear.
.Kegiatan Siswa
Bahan Diskusi  :
1.      Perhatikan ceritera berikut dan lengkapi titik-titik di bawah ini!
Luas daerah parkir di suatu tempat adalah 540 m2. Luas rata-rata untuk sebuah mobil 6 m2 dan sebuah bus 24 m2. Parkiran tersebut dapat memuat 60 buah kendaraan. Biaya parkir sebuah mobil Rp 2.000,00 dan sebuah bus Rp 6.000,00. Tentukan kendala dan fungsi obyektif!
Misalkan : mobil = …. dan bus = ….
Kendala :       …………….
………………
……………… dengan Fungsi obyektif : ………….
2.      Selesaikan seperti nomor 1.
1.      Sebuah developer akan membangun dua tipe rumah, yaitu tipe Kencana dan Mutiara. Uang muka untuk sebuah rumah kencana adalah Rp 12.000.000,00 dan untuk sebuah rumah mutiara Rp 6.000.000,00. Rumah yang akan dibangun paling sedikit 100 buah dan di harapkan uang muka yang masuk paling sedikit Rp 900.000.000,00. Biaya untuk membangun sebuah rumah tipe kencana adalah Rp 60.000.000,00 dan tipe mutiara 40.000.000,00.
2.      Seorang penjual tanaman dalam pot menggunakan gerobak untuk menjajakan tanamannnya. Tanaman yang dijual adalah bunga mawar dan bunga anggrek. Harga beli tiap pot bunga mawar adalah Rp 4.000,00 dan tiap pot anggrek Rp 6.000.00. Modal yang tersedia adalah Rp 120.000,00 dan gerobak dapat muat 25 pot bunga. Keuntungan tiap  pot bunga mawar adalah Rp 5.00,00 dan anggrek Rp 1.000,00
3.      Sebuah pabrik farmasi menyediakan dua jenis unsur x dan y. Unsur x mengandung 0,4 kg bahan A dan 0,6 bahan B , sedangkan unsur y mengandung 0,2 kg bahan A dan 0,8 kg bahan B. Banyak bahan A yang tersedia adalah 4 kg dan bahan B 2 kg . Harga tiap unsur x dan y masing-masing Rp 25.000,00 dan Rp 30.000,00
4.      Perusahaan tas dan sepatu memerlukan 4 unsur A dan 6 unsur B setiap minggu.  Setiap tas memerlukan 1 unsur A dan  2 unsur B, sedangkan setiap sepasang sepatu memerlukan 2 unsur A dan 2 unsur B. Laba untuk setiap tas adalah Rp 9.000,00 dan sepatu Rp 6.000,000


UJI KOMPETENSI

1.      Luas daerah parkir 1.760 m2. Luas rata – rata untuk mobil kecil 4 m2 dan mobil besar 20 m2.  Daya tampung maksimum hanya 200 kendaraan, biaya parkir mobil kecil Rp. 1.000,00/jam dan mobil besar Rp. 2.000,00/jam. Jika dalam satu jam terisi penuh dan tidak kendaraan yang pergi dan datang, maka hasil maksimum tempat parkir itu adalah ….
a.       Rp. 176.000,00.
b.      Rp. 200.000,00.
c.       Rp. 260.000,00.
d.      Rp. 300.000,00.
e.       Rp. 340.000,00.
2.      Seorang pedagang menjual buah mangga dan pisang dengan menggunakan gerobak. Pedagang tersebut membeli mangga dengan harga Rp. 8.000,00/kg dan pisang Rp. 6.000,00/kg. Modal yang tersedia Rp. 1.200.000,00 dan gerobaknya hanya dapat memuat mangga dan pisang sebanyak 180 kg. Jika harga jual mangga Rp. 9.200,00/kg dan pisang Rp. 7.000,00/kg, maka laba maksimum yang diperoleh adalah ….
a.       Rp. 150.000,00.
b.      Rp. 180.000,00.
c.       Rp. 192.000,00.
d.      Rp. 204.000,00.
e.       Rp. 216.000,00.
3.      Tanah seluas 10.000 m2 akan dibangun rumah tipe A dan tipe B. Untuk tipe A diperlukan 100 m2 dan dan tipe B diperlukan 75 m2. Jumlah rumah yang akan dibangun paling banyak 125 unit. Keuntungan rumah tipe A adalah Rp. 6.000.000,00/unit dan tipe B adalah Rp. 4.000.000,00/unit. Keuntungan maksimum yang dapat diperoleh daru penjualan rumah tersebut adalah ….
a.       Rp. 550.000.000,00.
b.      Rp. 600.000.000,00.
c.       Rp. 700.000.000,00.
d.      Rp. 800.000.000,00.
e.       Rp. 900.000.000,00.
4.      Suatu tempat parkir yang luasnya 300 m2 digunakan untuk memarkir sebuah mobil dengan rata – rata 10 m2 dan untuk bus rata – rata 20 m2 dengan daya tampung hanya 24 kendaraan. Biaya parkir untuk mobil Rp. 1.000,00/jam dan untuk bus Rp. 3.000,00/jam. Jika dalam satu jam tempat parkir terisi penuh dan tidak ada kendaraan yang dating dan pergi, hasil maksimum tempat parkir iru adalah ….
a.       Rp. 15.000,00.
b.      Rp. 30.000,00.
c.       Rp. 40.000,00.
d.      Rp. 45.000,00.
e.       Rp. 60.000,00.
5.      Nilai maksimum fungsi obyektif 4x + 2y pada himpunan penyelesaian system pertidaksamaan x + y  4, x + y  9,  –2x + 3y  12, 3x – 2y  12 adalah ….
a.       16
b.      24
c.       30
d.      36
e.       48
6.      Nilai maksimum fungsi sasaran Z = 6x + 8y dari system pertidaksamaan 4x + 2y  60, 2x + 4y  48, x0, y  0 adalah ….
a.       120
b.      118
c.       116
d.      114
e.       112
7.      Untuk menambah penghasilan, seorang ibu setiap harinya memproduksi dua jenis kue untuk dijual. Setiap kue jenis I modalnya Rp. 200,00 dengan keuntungan 40%, sedangkan setiap kue jenis II modalnya Rp. 300,00 dengan keuntungan 30%. Jika modal yang tersedia setipa harinya adalah Rp. 100.000,00 dan paling banyak hanya dapat memproduksi 400 kue, maka keuntungan tersbesar yang dapat dicapai ibu tersebut adalah ….
a.       30%
b.      32%
c.       34%
d.      36%
e.       40%
8.      Nilai minimum fungsi obyektif 5x + 10y pada himpunan penyelesaian system pertidaksamaan yang grafik himpunan penyelesaiannya disajikan pada gambar di bawah ini adalah ….
untitled




a.       400
b.      320
c.       240
d.      200
e.       160
9.      Daerah yang diarsir pada gambar merupakan himpunan penyelesaian suatu system pertidaksamaan linier. Nilai maksimum dari f(x,y) = 7x + 6y adalah ….
un08
  1. 88
  2. 94
  3. 102
  4. 106
  5. 196
10.  Seorang pembuat kue mempunyai 4 kg gula dan 9 kg tepung. Untuk membuat sebuah kue jenis A dibutuhkan 20 gram gula dan 60 gram tepung, sedangkan untuk membuat sebuah kue jenis B dibutuhkan 20 gram gula dan 40 gram tepung. Jika kue A dijual dengan harga Rp. 4.000,00/buah dan kue B dijual dengan harga Rp. 3.000,00/buah, maka pendapatan maksimum yang dapat diperoleh pembuat kue tersebut adalah ….
  1. Rp. 600.000,00
  2. Rp. 650.000,00
  3. Rp. 700.000,00
  4. Rp. 750.000,00
  5. Rp. 800.000,00
                              
KUNCI JAWABAN.

1.      A
2.      E
3.      D
4.      E
5.      B
6.      D
7.      E
8.      C
9.      C
10.  A


LEMBAR OBSERVASI

Tahap
Pokok Pengamatan
Hasil Observasi
Kegiatan Awal:
Appersepsi dan Motivasi
1.      Apa yang dilakukan guru untuk menggali pengetahuan awal atau motivasi siswa ?

2.      Bagaimana respon siswa? Apakah siswa bertanya tentang masalah terkait dengan apa yang disajikan guru pada kegiatan awal ?

Kegiatan Inti:
Materi Ajar
3.      Apakah guru memberikan penjelasan umum tentang materi ajar atau prosedur kegiatan yang harus dikerjakan oleh siswa?

4.      Bagaimana keterkaitan antara pembelajaran dengan realita kehidupan (lingkungan dan pengetahuan lainnya) ?

5.      Apakah guru terampil dalam memanfaatkan dan mampu memanipulasi pembelajaran ?

6.      Bagaimana interaksi siswa dengan sumber belajar/media ?

Komentar Observer
1.      Keterlaksanaan Skenario Pembelajaran (berdasarkan RPP)
.................................................................................
2.      Pelajaran berharga yang dapat dipetik oleh observer
.................................................................................
3.      Lain-lain
.................................................................................







[1] Siringoringo, Hotniar. Seri Teknik Riset Operasional. Pemrograman Linear. Penerbit Graha Ilmu. Yogyakarta. 2005, hal 280

[2] Suherman, dkk. Common TexBook Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung: Jurusan Pendidikan Matematika UPI Bandung, 2001, hal 97

[3] Tadjab MA Ilmu Pendidikan. Karya Abditama Surabaya 1994 hlm: 101

[4] Sardiman A., Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. CV. Rajawali Pers. Jakarta. 1990. hlm: 73
[5] Tabrani Rusyan, dkk. Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar. CV. Remaja Rosdakarya. Bandung. 1989, hlm:95
[6] Heinz Kcok, Saya Guru Yang Baik, Kanisius. Yogyakarta. 1991, hlm:69

[7] Wayan Ardhana, Pokok-pokok Jiwa Umum. Usaha Nasional.Surabaya 1985. hlm: 165
[8] Muhibbin ,Syah. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. PT. Remaja Rosdakarya. Bandung. 2002 hlm
[9] Suryadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, Rajawali Press Jakarta. 1984. hlm: 248
[10] L, Crow dan A. Crow, Psychology Pendidikan, Nurcahaya,Yogyakarta, 1989, hlm: 279
[11] Mulyadi, Psikologi Pendidikan, Biro Ilmiah, FT. IAIN Sunan Ampel, Malang, 1991, hlm:87
[12] Tadjab MA, Op.Cit. hlm: 102
[13] Sardiman, Op,Cit, hlm: 75
[14] Djamarah, Syaiful Bahri. Prestasi Belajar dan kompetensi Guru. Surabaya: Usaha Nasional. 1994, hal 19.
[15] Djamarah, Syaiful Bahri. Op.citl, hal 21
[16] Slameto. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta. 2003, hal 21